“ Pilihan Hati ”
Di pagi hari yang cerah itu, sosok Reisya
tampak tergesa-gesa melihat pintu gerbang sekolah yang hampir ditutup. Ia
berlari menuju kelas menerobos ruang sempit dari pintu gerbang yang masih
sedikit terbuka itu. Saat itu ia masih duduk dibangku kelas 1 SMA. Ia dikenal
sebagai anak perempuan yang polos tapi modis. Tahi lalat didagunya membuatnya
nampak terlihat manis.
Di satu sekolah yang sama, namun
ruang kelas yang berbeda nampak seorang laki-laki berdiri didepan pintu kelas
sambil menoleh kekanan dan kekiri menunggu guru mata pelajaran datang.
Laki-laki itu bernama Dika. Dika adalah salah seorang murid yang baik, pinter,
tapi ngocol. Tapi justru karena kengocolannya itu yang membuatnya cepat akrab
dengan orang-orang disekelilingnya.
Saat bel istirahat berbunyi Dika dan
kawan-kawannya bergegas keluar kelas. Dika keluar kelas sambil tertawa dan
tanpa sengaja ia menabrak Reisya yang saat itu sedang berjalan sambil memainkan
handphonenya. Handphone Reisya pun terjatuh.
“ aduhh....Kalau jalan
liat-liat dong! ”ucap reisya sambil mmbenahi handphonenya yang tergeletak
dilantai.
Dika pun menoleh dan berkata “oh, maaf-maaf
gak sengaja.”
Teman-teman Dika dan Reisya yang melihat
kejadian itu serentak berkata
“ ciee..”
“ kalo mau minta nomor
hpnya langsung aja dong Dik, gausah pake acara pura-pura nabrak. Kan kasian tuh
hpnya jadi jatoh.” Teriak salah seorang teman Dika sambil tertawa.
“ yee,sembarangan aja lo
kalo ngomong!” jawab Dika sedikit kesal.
Reisya
pun tak menghitaukan perkataan orang-orang yang berada disekelilingnya itu. Ia
bergegas pergi menuju kantin meninggalkan teman-temannya.
Seiring waktu berlalu, tak trasa
mereka kini naik duduk ke kelas 2 SMA. Dan kebetulan mereka dipertemukan
didalam kelas yang sama. Dikelas itu banyak sekali canda tawa yang terjadi, dan
membuat mereka menjadi tambah dekat. Hingga munculah perasaan suka di hati Dika
kepada Reisya.
Sejak saat itu Dika mulai mencari
cara untuk mendapatkan hati Reisya. Dika selalu berharap dapat mengenal Reisya lebih
jauh lagi. Berulang kali Dika mencoba memberanikan diri untuk mendekati
Reisya,namun cukup lama Dika mencoba mendekati Reisya justru dia merasa bahwa
Reisya tak pernah meresponnya.
Teman-teman Dika yang mengetahui hal
tersebut tetap memberi semangat kepada Dika. Disaat Dika masih berusaha untuk
mendapatkan hati Reisya, Ririn hadir kedalam kehidupan Dika. Ririn kebetulan
juga teman satu kelas Dika dan Reisya. Awal Dika mengenal Ririn yaitu saat
Ririn meminta Dika untuk dikenalkan kepada teman main Dika. Namanya Reza, namun
kenyataannya temannya tersebut tidak mau dikenalkan dengan Ririn. Dika pun
terus mebujuk Reza.
“
Ayolah Za, kenalan aja.. Mumpung ada cewe duluan yang minta kenalan.”
“
ah males gue Dik, gak berminat gue. Lagian masa ia tuh cewe kecentilan banget minta dikenal-kenalin segala.”
“yaelah
Za, asal udah kenal juga enak” rayu Dika sedikit memaksa.
“iya,tapi
sumpah gue males banget kenalan sama tuh cewe.”
Dika
pun tak mampu berucap lagi. Dia mengerti, itu tidak dapat dipaksakan.
Keesokan
harinya Dika berbicara dengan Ririn.
“Rin
maaf, si Reza gak mau kenalan sama lo.”
“
yah,yang bener Dik?”
“
iya Rin beneran gue gak boong sama lo”
“
yaudahlah gak apa-apa kok Dik, makasih yah.”
Cukup lama mereka berbincang-bincang
Ririn pun meminta nomor handphone Dika, dengan alasan sekedar untuk
berkomunikasi. Dika pun memberikan nomornya. Semenjak itu Ririn sering
menghubungi Dika. Sekitar tiga hari kemudian Ririn mengatakan sesuatu.
“Dik
tau gak loh, w lagi suka deh sama anak kelas.”
“siapa
Rin?”
“ah,
kalo dikasih tau gak surprise dong!”
“yaelah
masih aja lo.”
“iadeh
gue kasih tau.. hmm,sebenernya sih.. kamu..”
Dika
yang terheran-heran mendengar perkataan Ririn hanya terdiam. Saat itu dia hanya
berfikir,” bagaimana dengan Reisya? Tapi mungkin saja dengan kehadiran Ririn
dapat membantunya menghilangkan sedikit demi sedikit rasa sukanya terhadap
Reisya. Walaupun sebenarnya hatinya lebih memilih Reisya.”
Ririn pun semakin mencoba mendekati
Dika, ia meminta pasword akun facebook Dika dan merubah status hubungan mereka.
Keesokan harinya pun teman-teman dikelas mengetahui hubungan mereka, termasuk
Reisya. Saat itu tingkah laku Reisya tetap seperti dulu. Namun diam-diam Dika
ternyata masih berkomunikasi dengan Reisya. Mereka semakin dekat dan Reisya pun
mulai merespon perhatian dari Dika.
Hari-hari terlewati,
berminggu-minggu tlah dijalani. Melihat hubungan Dika terus-menurus membuat
Reisya sedikit kecewa dan menyesali sikapnya dulu. Ia mengungkapkan semua
kesedihannya kepada syifa sahabatnya. Ia menangis dihadapan syifa. Ia mengakui
bahwa sebenarnya ia memiliki rasa yang sama seperti yang dimilii Dika.
Syifa yang tak tega melihat
sahabatnya menangis pun mencoba memberitahukan semua kebenaran kepada Dika.
Dika kaget mendengar cerita tersebut. Dika pun menjadi bingung, apa yang harus
dia lakukan? Apa dia harus memutuskan hubungannya dengan Ririn dan mengutarakan
isi hatinya ke Reisya? Ataukah dia harus tetap bertahan bersama Ririn walaupun
dia sebenarnya sampai detik itu tak memilii rasa sedikitpun untuk Ririn?
Dengan pemikiran yang matang, Dika
akhirnyapun lebih memilih mengikuti kata hatinya. Dia memutuskan hubungannya
dengan Ririn dan tak lama kemudian dia mengutarakan perasaannya kepada Reisya.
Tak ingin menyia-nyiakan lagi kasih sayang tulus dari Dika,Reisya pun menerima
Dika untuk menjadi kekasihnya.
Ririn yang mendengar hal tersebut merasa
kesal,ia mencari cara untuk dapat mengatakan sesuatu hal kejujuran mengenai
dirinya. Ririn pun mencoba mengirimi sebuah pesan ke Reisya yang berisikan
“
hei Sya, gak usah bangga dapetin dia.. asal lo tau gue jadian sama cowo lo tuh
hanya untuk taruhan doang kali.. dan gue berhasil.. Tapi kali ini gue akuin
ketangguhan kasih kalian berdua. Walaupun gue udah ganggu hubungan
kalian,kalian masih bisa bersatu.. hebat,hebat..”
Membaca pesan tersebut Reisya pun
geram, namun ia tidak ingin mencari masalah. Ia membiarkan semua yang berlalu
itu pergi seiring dengan berjalannya waktu. Meski Ririn telah mencoba mengganggu
hubungan mereka, tapi ia tetap mampu membuktikan kuatnya kasih mereka. Kini
mereka pun merasa bahagia karena dapat bersatu meski halangan datang
menghadang. Kasih mereka tegar, tak koyak oleh amarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar