Pengertian Budaya Organisasi Dan
Perusahaan, Hubungan Budaya Dan Etika, Kendala Dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis Etis
A.
Karakteristik
Budaya Organisasi
Berikut
10 karakteristik Budaya Organisasi :
1. Inisiatif
individual
Definisi inisiatif
individual adalah tingkat tanggung jawab (responsibility), kebebasan (freedom)
atau independensi (independent) yang dimiliki setiap individu dalam
berpendapat. Kelompok khususnya pimpinan sebaiknya menghargai dan memang perlu
dihargai inisiatif individu dalam suatu organisasi selama ide dan inisiatif
tersebut berguna dalam memajukan dan mengembangkan organisasi atau perusahaan.
2. Toleransi
Terhadap Tindakan Berisiko
Setiap pegawai dan
anggota atau kader perlu ditekankan tentang batas batas dalam bertindak
agresif, inovatif dan mengambil risiko. Sebuah budaya organisasi yang baik
adalah sebuah budaya yang memberikan toleransi terhadap anggota atau para
pegawai dalam bertindak inovatif dan agresif dalam mengembangkan dan memajukan
organisasi atau perusahaan serta mendorong untuk berani dalam mengambil risiko
terhadap apa yang akan dilakukannya.
3. Pengarahan
Pengarahan dimaksudkan
sejauh mana suatu organisasi/perusahaan dapat membuat dengan jelas sasaran dan
harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan tersebut haruslah secara jelas
tercantum visi, misi dan tujuan organisasi (pengertian visi misi). Keadaan yang
seperti ini akan memberikan pengaruh terhadap kinerja organisasi/perusahaan.
4. Integrasi
Integrasi dalam budaya
organisasi adalah kemampuan suatu organisasi atau perusahaan dalam memberikan
dorongan terhadap unit unit atau satuan dalam organisasi atau perusahaan untuk
bekerja dengan terpimpin atau terkoordinasi. Melalui kerja yang kompak dan
terkoordinasi dengan baik dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan yang
dihasilkan oleh sebuah organisasi atau perusahaan.
5. Dukungan
manajamen
Dukungan manajemen
dalam budaya organisasi adalah tentang kemampuan tingkat manajer dalam sebuah
organisasi atau perusahaan dalam berkomunikasi (baca pengertian komunikasi)
kepada karyawan. Komunikasi tersebut harusnya dalam bentuk dukungan, arahan
ataupun kritisi (membangun) kepada bawahan. Dengan adanya dukungan manajemen
yang komunikatif, sebuah perusahaan atau organisasi dapat berjalan dengan
mulus.
6. Kontrol
Kontrol dalam budaya
organisasi sangat penting. Kontrol yang dimaksud adalah peraturan atau norma
yang digunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu diperlukan
sejumlah peraturan dan tenaga pengawas (atasan langsung) yang berfungsi sebagai
pengawas dan pengendali perilaku pegawai dan karyawan dalam suatu organisasi.
7. Identitas
Identitas dalam budaya
organisasi adalah kemampuan seluruh karyawan dalam suatu organisasi atau
perusahaan dalam mengidentifikasikan dirinya sebagai suatu kesatuan dalam
perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian profesional
tertentu.
8. Sistem
Imbalan
Sistem imbalan tidak
kalah pentingnya dalam budaya organisasi. Sistem imbalan seperti pemberian
kenaikan gaji, promosi (kenaikan jabatan), bonus liburan dan lainnya haruslah
berdasarkan kemampuan atau prestasi karyawan dalam bekerja dan sangat tidak
diperbolehkan atas alasan alasan perusak lainnya seperti senioritas, pilih
kasih dan hal hal lain yang berbau korupsi (baca pengertian korupsi). Sistem
imbalan dapat memberikan boost atau dorongan terhadap prestasi kerja dan
memberikan peningkatan dalam perilaku inovatif dan kerja maksimal sesuai
keahlian dan kemampuan yang dimiliki karyawan atau anggota dalam organisasi.
9. Toleransi
terhadap Publik
Dalam budaya
organisasi, perbedaan pendapat yang memunculkan konflik sering terjadi dalam
sebuah perusahaan atau organisasi. Hal inilah yang harus dilakukan sebagai upper
manajement untuk mengarahkan konflik yang terbangun untuk melakukan perbaikan
serta perubahan strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Toleransi terhadap
konflik harus dimediasi oleh pimpinan atau karyawan superior sehingga terjadi
kritis membangun dan tidak saling menyerang.
10. Pola
komunikasi
Pola komunikasi dalam
perusahaan atau organisasi sering dibatasi oleh hierarki kewenangan yang
formal. Akan tetapi, pola yang terlalu ketat akan menghambat perkembangan
organisasi karena tidakadanya hubungan emosional yang kental terhadap bawahan
dan atasan dalam organisasi. Ada lima pola kinerja komunikasi yaitu personal,
passion, sosial, organizational politics, dan enkulturasi.
B.
Fungsi
Budaya organisasi
Budaya
organisasi memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi budaya organisasi adalah
sebagai tapal batas tingkah laku individu yang ada didalamnya.
Budaya memiliki sejumlah
fungsi dalam organisasi :
1. Batas
Budaya berperan sebagai
penentu batas-batas; artinya, budaya menciptakan perbedaan atau yang membuat
unik suatu organisasi dan membedakannya dengan organisasi lainnya
2. Identitas
Budaya
memuat rasa identitas suatu organisasi.
3. Komitmen
Budaya memfasilitasi
lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan
individu.
4. Stabilitas
Budaya
meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang
membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa
yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan.
5. Pembentuk
sikap dan perilaku
Budaya bertindak
sebagai mekanisme alasan yang masuk akal (sense-making) serta kendali yang
menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. Fungsi terakhir inilah yang
paling menarik. Sebagaimana dijelaskan oleh kutipan berikut, budaya
mendefinisikan aturan main:
“Dalam definisinya,
bersifat samar, tanmaujud, implisit, dan begitu adanya. Tetapi, setiap
organisasi mengembangkan sekmpulan inti yang berisi asumsi, pemahaman, dan
aturan-aturan implisit yang mengatur perilaku sehari-hari di tempat kerja...
Hingga para pendatang baru mempelajari aturan, mereka tidak diterima sebagai
anggota penuh organisasi. Pelanggaran aturan oleh pihak eksekutif tinggi atau
karyawan lini depan membuat publik luas tidak senang dan memberi mereka hukuman
yang berat. Ketaatan pada aturan menjadi basis utama bagi pemberian imbalan dan
mobilitas ke atas.”
C.
Pedoman
Tingkah laku
Pedoman
perilaku merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis dalam
melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ perusahaan dan semua
karyawan perusahaan.
contoh
pedoman perilaku di Jasa Marga
Prinsip Dasar Untuk
mencapai keberhasilan dalam jangka panjang, pelaksanaanGCG perlu dilandasi oleh
integritas yang tinggi.Oleh karena itu, diperlukan pedoman perilaku (code of
conduct) yang dapat menjadi acuan bagi organ perusahaandan semua karyawan dalam
menerapkan nilai-nilai(values) dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya
perusahaan. Prinsip dasar yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah:Setiap
perusahaan harus memiliki nilai-nilai perusahaan (corporate values) yang
menggambarkan sikap moral perusahaan dalam pelaksanaan usahanya.Untuk dapat
merealisasikan sikap moral dalam pelaksanaan usahanya, perusahaan harus
memiliki rumusan etika bisnis yang disepakati oleh organ perusahaan dan semua
karyawan. Pelaksanaan etika bisnis yang berkesinambungan akan membentuk budaya
perusahaan yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai perusahaan. Nilai-nilai
dan rumusan etika bisnis perusahaan perlu dituangkan dan dijabarkan lebih
lanjut dalam pedoman perilaku agar dapat dipahami dan diterapkan.Pedoman Pokok
PelaksanaanA. Nilai-nilai Perusahaan Nilai-nilai perusahaan merupakan landasan
moral dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu,sebelum
merumuskan nilai-nilai perusahaan, perlu dirumuskan visi dan misi
perusahaan.Walaupun nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal, namun dalam
merumuskannya perlu disesuaikan dengansektor usaha serta karakter dan letak
geografis dari masing-masing perusahaan. Nilai-nilai perusahaan yang universal
antara lain adalah terpercaya, adil dan jujur.
D.
Apresiasi
Budaya
Apresiasi budaya mencakup
:
- Penghargaan dan
pemahaman atas suatu hasil seni atau
budaya
- Sudah ada dalam jiwa
manusia sejak lahir
- Harus ditumbuhkan dan
ditingkatkan secara terus menerus dengan baik
Tujuan
Apresiasi :
-
Menumbuhkan kepekaan dan keterbukaan
terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, serta lebih bertanggung jawab terhadap
masalah-masalah tersebut.
-
Menyadarkan kita terhadap nilai-nilai
yang lebih hidup dalam masyarakat, hormat menghormati serta simpati pada
nilai-nilai lain yang hidup dlm masyarat
Jadi Apresiasi Budaya
adalah :
-
pemahaman dan pengenalan secara tepat
sehingga tumbuh penghargaan dan penilaian terhadap hasil budaya
-
kegiatan menggauli hasil budaya dengan
sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan kritis, dan
kepekaan perasaan yang baik terhadap hasil karya
E.
Hubungan
Etika dan Budaya
Hubungan
antara Etika dengan Kebudayaan : Meta-ethical cultural relativism merupakan
cara pandang secara filosofis yang yang menyatkan bahwa tidak ada kebenaran
moral yang absolut, kebenaran harus selalu disesuaikan dengan budaya dimana
kita menjalankan kehidupan soSial kita karena setiap komunitas sosial mempunyai
cara pandang yang berbeda-beda terhadap kebenaran etika.
Etika
erat kaitannya dengan moral. Etika atau moral dapat digunakan okeh manusia
sebagai wadah untuk mengevaluasi sifat dan perangainya. Etika selalu
berhubungan dengan budaya karena merupakan tafsiran atau penilaian terhadap
kebudayaan. Etika mempunyai nilai kebenaran yang harus selalu disesuaikan
dengan kebudayaan karena sifatnya tidak absolut danl mempunyai standar moral
yang berbeda-beda tergantung budaya yang berlaku dimana kita tinggal dan
kehidupan social apa yang kita jalani.
Baik
atau buruknya suatu perbuatan itu tergantung budaya yang berlaku. Prinsip moral
sebaiknya disesuaikan dengan norma-norma yang berlaku, sehingga suatu hal
dikatakan baik apabila sesuai dengan budaya yang berlaku di lingkungan sosial
tersebut. Sebagai contoh orang Eskimo beranaggapan bahwa tindakan infantisid
(membunuh anak) adalah tindakan yang biasa, sedangkan menurut budaya Amerika
dan negara lainnya tindakan ini merupakan suatu tindakan amoral.
Suatu
premis yang disebut dengan “Dependency Thesis” mengatakan “All moral principles
derive their validity from cultural acceptance”. Penyesuaian terhadap
kebudayaan ini sebenarnya tidak sepenuhnya harus dipertahankan dan dibutuhkan
suatu pengembangan premis yang lebih kokoh.
F.
Pengaruh
Etika Terhadap Budaya
Etika
seseorang dan etika bisnis adalah satu kasatuan yang terintegrasi sehingga
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, keduanya saling melengkapi
dalam mempengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok, yang kemudian
menjadi perilaku organisasi yang akan berpengaruh terhadap budaya perusahaan.
-
Jika etika menjadi nilai dan keyakinan
yang terinternalisasi dalam budaya perusahaan, maka akan berpotensi menjadi
dasar kekuatan perusahaan dan akhirnya akan berpotensi menjadi stimulus dalam
peningkatan kinerja karyawan.
-
Terdapat pengaruh yang signifikan antara
etika seseorang dari tingkatan manajer terhadap tingkah laku etis dalam
pengambilan keputusan.
-
Kemampuan seorang profesional untuk
dapat mengerti dan peka terhadap adanya masalah etika dalam profesinya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, sosial budaya, dan masyarakat dimana dia berada
-
Budaya perusahaan memberikan sumbangan
yang sangat berarti terhadap perilaku etis. Perusahaan akan menjadi lebih baik
jika mereka membudayakan etika dalam lingkungan perusahaannya.
G.
Kendala
Mewujudka Kinerja Bisnis
Mentalitas
para pelaku bisnis, terutama top management yang secara moral rendah, sehingga
berdampak pada seluruh kinerja Bisnis. Perilaku perusahaan yang etis biasanya
banyak bergantung pada kinerja top management, karena kepatuhan pada aturan itu
berjenjang dari mulai atas ke tingkat bawah.
Faktor
budaya masyarakat yang cenderung memandang pekerjaan bisnis sebagai profesi
yang penuh dengan tipu muslihat dan keserakahan serta bekerja mencari untung.
Bisnis merupakan pekerjaan yang kotor. Pandangan tersebut memperlihatkan bahwa
masyarakat kita memiliki persepsi yang keliru tentang profesi bisnis.
Faktor sistem
politik dan sistem kekuasaan yang diterapkan oleh penguasa sehingga menciptakan
sistem ekonomi yang jauh dari nilai-nilai moral. Hal ini dapat terlihat dalam
bentuk KKN.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar