Senin, 20 April 2015

Contoh paragraf Ekspositoris, yang berobjekkan Waroeng Spesial Sambal (WSS)

Contoh Paragraf yang bersifat Ekspositoris
Bisnis Makanan Sambal ala Waroeng SS
Description: http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/62301/big/bisnis-sambel-130507b.jpg

Ada istilah yang mengatakan bahwa tidak lengkap bila makan tanpa adanya sambal. Istilah ini rupanya memunculkan ide untuk menjadikan sambal sebagai menu andalan yang disajikan oleh Waroeng Spesial Sambal atau lebih dikenal dengan Waroeng SS.

Sebuah rumah makan berkonsep budaya Jawa yang kental dengan ornamen kayu bercorak batik pada bagian meja dan didominasi oleh warna coklat serta merah ini terletak di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat.

Di sini para pengunjung disajikan berbagai macam jenis sambal dengan nama yang unik. Sebut saja sambal bawang lombok ijo dengan nama 'usil' (sebutan di Waroeng SS) sambal hantu kiper. Atau sambal belut yang disebut dengan sambal smack down.

Rupanya dengan penamaan ini, pengelola rumah makan ini ingin memberikan sebuah identitas yang akan diingat oleh para pelanggannya.

"Kita buat istilah-istilah unik itu untuk menarik pelanggan sekaligus ada unsur indikator tingkat kepedasan pada masing-masing sambal," ujar Gunawan Abdullah, pimpinan Waroeng SS cabang Depok saat ditemui tim Liputan6.com, Selasa (7/5/2013).

Selain kedua sambal tersebut, ada juga jenis sambal lain, seperti sambal terong, sambal udang, sambal jamur, sambal gobal gabul, sambal tempe dan lain-lain.
Untuk pilihan menu lauknya, disini disediakan ayam goreng, daging goreng, nila goreng, gurame goreng, tempe goreng dan masih banyak lagi pilihan menu lainnya. Serta beragam pilihan minuman mulai dari berbagai macam jus disajikan dingin hingga minuman panas seperti kopi dan teh.

Menurut Gunawan, rumah makan yang kini telah menjadi franchise ini sebenarnya telah ada sejak tahun 2008, namun pada tahun 2010 dipindahkan ke tempat yang lebih luas mengingat semakin banyak pelanggan yang datang untuk mencicipi pedasnya sambal disini.

"Kalau pertama kali berdiri, itu di Yogyakarta, dekat kampus UGM pada tahun 2002, dan cabang ini merupakan cabang ke 48," tambahnya.

Hingga saat ini saja, lanjut Gunawan, sudah ada sekitar 65 cabang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia seperti di Yogyakarta, Solo, Sragen, Karanganyar, Boyolali, Klaten, Salatiga, Magelang, Semarang, Temanggung, Purwokerto, Pekalongan, Madiun, Surabaya, Kediri, Malang, Bali, Cirebon, Tangerang, dan Depok.

Dengan harga menu yang relatif murah, yaitu berkisar antara Rp 1.500 - Rp 6.000 untuk sambal, Rp 3.500 - Rp 30.000 untuk lauk, dan Rp 1.500 - Rp 9.000 untuk minumannya, maka rumah makan ini selalu dipenuhi pelanggan, mulai dari para pekerja kantoran hingga mahasiswa, terutama saat jam makan siang.

"Kami memang sengaja memilih kawasan Depok karena letaknya yang strategis akan perkantoran juga kampus, sehingga menjadi pasar yang menjanjikan bagi untuk usaha rumah makan seperti ini," jelasnya.

Setiap harinya, lebih dari 700 pelanggan datang ke warung ini, bahkan ketika akhir pekan bisa mencapai lebih dari 1.000 pelanggan. Namun ketika ditanya tentang omset yang didapatkan, Gunawan enggan menyebutkan secara rinci.

Nah bagi Anda pecinta sambal, tak ada salahnya untuk mencoba pedasnya sambal di rumah makan ini yang buka setiap hari mulai pukul 10.00 sampai 22.00 WIB.


Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/580594/bisnis-makanan-sambal-ala-waroeng-ss


Tidak ada komentar:

Posting Komentar