Definisi Etika dan Bisnis sebagai sebuah profesi
A.
Hakekat mata kuliah etika bisnis
Menurut Drs. O.P.
Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-asumsi
bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral. Karena bisnis beroperasi
dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika bisnis
hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi yang umum
dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang tepat
atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem ekonomi,
struktur bisnis.
Pada hakekatnya, materi ini menjelaskan bahwa
betapa pentingnya memperhatikan etika dalam berbisnis. Tata cara dalam
berbisnis, baik tanggung jawab maupun larangannya harus dapat diterapkan dengan
baik. Jangan sampai sebuah bisnis dijalankan tanpa adanya moral maupun etika
karena hal ini sangat mempengaruhi perkembangan sebuah bisnis. Mahasiswa
sebagai penerus sangat diharapkan agar dapat menerapkan perilaku ini. Etika
berbisnis harus dipahami dan dilakukan oleh para profesional
B. Definisi etika dan
bisnis
Etika adalah sebuah, sesuatu, di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab. Etika dimulai bila manusia
merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan
akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita
tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan
etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan
sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis
dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu.
Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang
meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif.
Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Sedangkan bisnis suatu
organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya,
untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris
business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks
individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan
aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau
sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata
"bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya —
penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan
yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau
keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar
tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling
luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia
barang dan jasa. Namun definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi
bahan perdebatan hingga saat ini.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan
peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan
termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan
sikap yang profesional.
Tiga
pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
1.
Utilitarian
Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena
itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
2.
Individual Rights
Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang
harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3.
Justice Approach :
para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok.
C. Etiket moral, hukum
dan agama
Etiket berarti sopan santun. Etiket
mengatur perilkau manusia secara normative, artinya memberi norma bagi perilku
manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak
boleh dilakukan. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan
manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkan cara yang
tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan
tertentu.
1.
Persamaan Etika dan
Etiket
Etika sendiri berarti moral sedangkan
etiket berarti sopan santun. Pengertian etika berbeda dengan etiket. Etiket
berasal dari bahasa prancis etiquette yang berarti tata cara pergaulan yang
baik antara sesama manusia. Sementara itu, etika berasal dari bahasa latin,
yang berarti falsafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari
sudut budaya, susila, dan agama. Meskipun berbeda, etika dan etiket memiliki
beberapa persamaan yakni:
·
keduanya menyangkut
objek yang sama yakni perilaku manusia
·
etika dan etiket
mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma bagi perilaku
manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau yang tidak
boleh dilakukan
2.
Perbedaan Etika dan
Etiket
·
etiket menyangkut
cara sesuatu melakukan perbuatan harus dilakukan manusia.
·
etika tidak
terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan, etika menyangkut pilihan yaitu
apakah perbuatan boleh dilakukan atau tidak.
·
etiket hanya
berlaku pada pergaulan dalam suatu kelompok tertentu.
·
etika selalu berlaku
dimana saja dan kapan saja.
·
etiket bersifat
relatif, artinya yang dianggap tidak sopan di suatu kebudayaan bisa saja
dianggap sopan di kebudayaan lain.
·
etika bersifat
absolut.
·
etiket hanya
memandang manusia dari segi lahiriah.
·
etika menyangkut
manusia dari segi rohaniahnya.
3.
Perbedaan Etika dan
Hukum
·
hukum pada dasarnya
tidak hanya mencakup ketentuan yang dirumuskan secara tertulis, tapi juga
nilai-nilai konvensi yang telah menjadi norma di masyarakat.
·
etika mencakup
lebih banyak ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis
·
pada umumnya
masyarakat berpendapat bahwa perilaku yang patuh hukum adalah merupakan
perilaku yang etis.
·
norma hukum cepat
ketinggalan jaman, sehingga dapat menyebabkan celah hukum.
4.
Perbedaan Moral dan
Hukum
Sebenarnya keduanya memiliki hubungan
yang cukup erat. Moralitas adalah keyakinan dan sikap batin, bukan hanya
sekedar penyesuaian atau asal taat terhadap peraturan.
Perbedaan antara moral dan hukum antara
lain:
·
hukum bersifat
objektif karena hukum dituliskan dan disusun dalam kitab undang-undang. maka
hukum lebih memiliki kepastian yang lebih besar.
·
moral bersifat
subjektif dan akibatnya seringkali diganggu oleh pertanyaan atau diskusi yang
menginginkan kejelasan tentang etis atau tidaknya.
·
hukum hanya
membatasi ruang lingkupnya pada tingkah laku lahiriah faktual.
·
moralitas
menyangkut perilaku batin seseorang.
·
pelanggaran
terhadap hukum mengakibatkan si pelaku dikenakan sanksi yang jelas dan tegas.
·
pelanggaran moral
biasanya mengakibatkan hati nuraninya akan merasa tidak tenang.
·
sanksi hukum pada
dasarnya didasarkan pada kehendak masyarakat.
·
sedangkan moralitas
tidak akan dapat diubah oleh masyarakat.
5.
Etika dan Agama
Etika
mendukung keberadaan agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam
menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah, perbedaan antara etika dan
ajaran agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional, sedangkan
agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama.
6.
Etika dan Moral
Etika lebih berkaitan dengan kepatuhan,
sementara moral lebih berkaitan dengan tindak kejahatan
D.
Klasifikasi Etika
Menurut buku yang berjudul “Hukum dan
Etika Bisnis” karangan Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M, etika dapat
diklasifikasikan menjadi :
1.
Etika Deskriptif
Etika deskriptif yaitu etika di mana objek yang dinilai adalah sikap
dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai
dan pola perilaku manusia sebagaimana adanya ini tercemin pada situasi dan
kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara turun-temurun.
2.
Etika Normatif
Etika normatif yaitu sikap dan perilaku
manusia atau massyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal. Etika
ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta
kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi avuan bagi masyarakat umum
atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.
3.
Etika Deontologi
Etika deontologi yaitu etika yang
dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang
atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari akibat dan
tujuan yang ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas, tetapi dari
sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap
masyarakat atau pihak lain.
4.
Etika Teleologi
Etika Teleologi adalah etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai
oleh para pelaku kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik.
Artinya sesuatu yang dicapai adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat yang
baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari
kepentingan semua pihak. Dalam etika ini dikelompollan menjadi dua macam yaitu
:
·
Egoisme
Egoisme yaitu etika
yang baik menurut pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik.
·
Utilitarianisme
Utilitarianisme
adalah etika yang baik bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang terkait
langsung maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.
5.
Etika Relatifisme
Etika relatifisme adalah etika yang
dipergunakan di mana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok pasrial
dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku bagi kelompok
passrial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal, regional dan
konvensi, sifat dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagi semua pihak
atau masyarakat yang bersifat global.
E. Konsepsi Etika
Konsep etika bisnis tercermin pada corporate
culture (budaya perusahaan). Menurut Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan
karakter suatu perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan
norma bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari
cara karyawannya berpakaian, berbicara, melayani tamu dan pengaturan kantor.
Dasar pemikiran:
Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup apabila
perusahaan tersebut memiliki pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan
menyenangi pekerjaannya. Agar perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya,
ia dihadapkan pada masalah:
1. intern,misalnya masalah perburuhan
2. Ekstern,misalnya konsumen dan persaingan
3. Lingkungan, misalnya gangguan keamanan
Pada dasarnya ada 3 hal yang dapat
membantu perusahaan mengatasi masalah di atas yaitu:
1.
Perusahaan tersebut
harus dapat menemukan sesuatu yang baru.
2.
Mampu menemukan
yang terbaik dan berbeda
3.
Tidak lebih jelek
dari yang lain
Sumber :
Buku “ HUKUM DAN ETIKA BISNIS” karangan Dr. H. Budi Untung,
S.H., M.M tahun 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar